In God's Glory

RUMAH PENGINAPAN, PALUNGAN DAN SEBUAH KANDANG?
Kisah Kelahiran Yesus: versi barat atau versi asli timur tengah yang Anda percayai?

Dalam sudut pandang Dunia Barat, digambarkan penduduk Betlehem begitu angkuh dan tega untuk menolak Yusuf dan Maria sehingga menyuruh mereka tidur di kandang dan pada akhirnya Yesus terpaksa dilahirkan di dalam kandang hewan. Padahal dalam kedua Kitab Injil tersebut, kita tidak menemukan penduduk yang menyuruh mereka untuk tinggal di dalam kandang. Tidak mungkin Anda akan menyuruh seorang wanita yang hamil untuk tidur di kandang atau mengusirnya di tengah malam yang dingin, bahkan jika kamar di rumah Anda telah penuh, Anda akan dengan sukarela memberikan tempat Anda untuk wanita hamil tersebut agar dapat beristirahat setidaknya untuk satu malam. Sedangkan dalam sudut pandang Timur Tengah beranggapan bahwa tindakan ‘mengusir orang di tengah malam yang meminta tumpangan’ tersebut menyalahi tradisi budaya setempat. Yusuf yang merupakan keturunan Daud seharusnya dengan mudah menemukan tempat bernaung sebagai tempat bersalin bagi Maria. Tetangga-tetangga mengenalnya, mereka memiliki hubungan yang sangat baik, apalagi tempat yang dikunjunginya adalah kampung halamannya sendiri. Dan berdasarkan budaya ramah kaum Yahudi saat itu, adalah hal yang amat janggal bagi komunitas petani untuk menolak seorang wanita muda yang hendak melahirkan.
[catatan: harus dipahami bahwa budaya di Timur sangat identik dengan ramah tamah dan tolong menolong].

” dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (Lukas 2: 7)

Jadi inilah permulaannya, di kota kecil dan di malam yang dingin, Yusuf dan Maria dalam kondisi yang hamil tua mencari tempat untuk beristirahat. Dalam Lukas 2: 7 dikatakan bahwa “…tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (bahasa Inggris menggunakan kata ‘Inn’).” Inilah skenario yang sudah sering kita dengar: ”Yusuf dan Maria mengetuk pintu demi pintu dari rumah penginapan (beberapa orang melebihkannya dengan menyebutnya ‘hotel’) dan tidak ada orang yang mau menerima mereka.
Akhirnya, seseorang menawarkan sebuah kandang hewan bagi mereka untuk beristirahat.”
Inilah cerita umum yang popular dan dulu saya mempercayainya, sayangnya itu bukanlah cerita yang sebenarnya, itu hanya karangan kejam yang melecehkan. Bayangkan ini, seorang pria dan wanita yang sedang hamil tua kelelahan setelah perjalanan yang sangat panjang, menurut Anda (dan jika itu Anda), apakah masuk akal untuk menyuruh dua orang yang menyedihkan di hadapan Anda untuk tidur di kandang hewan?

Terjemahan Inggris menerjemahkan ‘INN’–penginapan, namun itu terjemahan yang kurang tepat. Terjemahan aslinya menggunakan kata ‘KATALUMA’–ruang penginapan tamu (guestchamber). Kata tersebut seharusnya berarti ‘RUANG UNTUK MENGINAP’.

Jika Anda memperhatikan lampiran gambar, Anda akan menemukan denah rumah para penduduk timur tengah. Setiap rumah selalu dibagi dalam tiga ruangan: ruang kandang, ruang keluarga dan ruang penginapan tamu. Ukurannya tergantung pada kapasitas masing-masing keluarga. Namun ini merupakan denah yang umum bagi setiap rumah di Timur Tengah, termasuk di Betlehem.

Bandingkan kata ‘rumah penginapan’ yang dicari oleh kedua orang tua Yesus dengan kata ‘tempat penginapan’ dalam kisah Orang Samaria yang baik hati dari cerita Yesus (Lukas 10: 34).
Terjemahan Inggris untuk kedua tempat penginapan tersebut sama-sama menggunakan kata ‘inn’.
Namun bahasa asli yang digunakan di dalam kisah Orang Samaria untuk ‘tempat penginapan’ tersebut ialah ‘pandocheion’–Inn or a public lodging place. Jadi jelas bahwa rumah penginapan yang ada di Lukas 2: 7 dengan tempat penginapan yang ada di Lukas 10: 34 SANGAT BERBEDA. Dan tempat yang dimaksud untuk ‘penginapan’ di Betlehem ialah ruang penginapan tamu yang dimiliki oleh setiap rumah tangga di kota tersebut.

Jadi ketika Yusuf dan Maria tidak menemukan ‘rumah penginapan’, yang dimaksud bukanlah tidak adanya kamar di hotel berbintang atau tidak adanya kamar di tempat usaha penginapan. Melainkan tidak adanya ruangan tamu untuk menginap di rumah-rumah warga yang mereka temukan pada waktu tersebut.

Bagaimana dengan kandang domba atau kandang hewan apapun yang menjadi tempat kelahiran Yesus?
Oh betapa teganya meninggalkan wanita hamil untuk melahirkan di kandang hewan, itu tentu tidak manusiawi dan tidak cocok dengan akhlak budaya Timur Tengah. Dan ngomong-ngomong, saya menantang Anda untuk menemukan ayat yang mengatakan bahwa Yesus dilahirkan di sebuah kandang hewan, Anda tidak akan menemukannya, Alkitab tidak pernah menyebutkannya.

Inilah yang Alkitab katakan:
“dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan…” (Lukas 2: 7)
“Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” (Lukas 2:12)
“Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.” (Lukas 2: 16)

PALUNGAN tersebutlah yang membuat orang-orang memikirkan tentang ‘kandang hewan’.
Tetapi TAHUKAH ANDA bahwa penduduk asli Palestina–Betlehem– tidak meletakkan palungan di kandang hewan, namun di ruang pribadi keluarga?
Dalam denah rumah sederhana desa petani Palestina, dapat dilihat bahwa apa yang disebut dengan kandang–‘stable’–BUKANLAH kandang yang terpisah sendiri di belakang rumah, tetapi justru terhubung dengan ruangan keluarga, dan berada dalam sebuah rumah yang sama. Saat sore menjelang, GEMBALA akan membawa masuk ternaknya ke dalam rumah dan mengikatnya di area “stable” (“kandang”) dan ia sendiri naik ke bagian lantai yang lebih tinggi untuk kegiatan di dalam ruang keluarga, seperti memasak, makan dan tidur.

Mengapa memasukkan ternaknya ke dalam rumah? Karena ternak adalah sesuatu yang berharga bagi Para Gembala sehingga mereka mencegah ternak tersebut dicuri. Lingkaran lonjong pada gambar mewakili palungan dimana hewan seperti sapi dan keledai dapat menjulurkan kepalanya dan makan di pada malam hari jika lapar. Layout rumah seperti ini dapat ditelusuri dari tahun 1000 SM sampai tahun 1950 M.

Coba tebak DI MANA PALUNGAN tempat Yesus DIBARINGKAN berada?

Di RUANG KELUARGA dan BUKAN di kandang hewan. Hal ini sesuai dengan tradisi kehidupan para penduduk di kota kecil Betlehem dan bagaimana mereka memiliki sosialisasi yang sangat akrab satu sama lainnya.

Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem dan diterima di sebuah rumah pribadi dimana saat itu ruang tamu (‘KATALUMA’) telah diisi oleh tamu lain, sehingga dikatakan tidak ada tempat di ‘kataluma’. Alih-alih mengusir, tuan rumah menerima Yusuf dan Maria di ruang keluarga mereka. Setelah bayi Yesus lahir, ia dibungkus dengan lampin dan diletakkan di palungan yang digeser ke tengah ruangan keluarga.

Dengan demikian, menurut sudut pandang masyarakat Timur Tengah, Yesus TIDAK dilahirkan di sebuah kandang hewan tetapi di sebuah rumah pribadi di ruang keluarga. Hal ini juga diperkuat oleh Injil Matius saat mengisahkan kedatangan orang-orang Majus dari Timur yang menemui bayi Yesus di sebuah rumah.


Kisah di balik lagu “It Is Well With My Soul”

Salah satu lagu inspirational yang membuatku meneteskan airmata ketika pertama kali mendengarnya. 

Syair-nya begitu menyentuh, khususnya kalimat “It is well with my soul”. Karena penasaran, aku memanfaatkan google untuk mencari tahu siapa pencipta lagu tersebut dan ternyata ada kisah luar biasa di balik terciptanya lagu yang indah dan penuh semangat iman ini. 

Lirik lagu “It is well with my soul” ditulis oleh Horatio Spafford sementara musiknya dibuat oleh sahabatnya, Philips Paul Bliss. 

Horatio G. Spafford lahir pada 20 Oktober 1828 di Lansungburgh, New York. Dia adalah seorang pengacara sekaligus pengusaha sukses di Chicago.  

Horatio mempunyai seorang istri, Anna Spafford, dan 5 orang anak (1 orang laki-laki dan 4 orang perempuan). 

Pada tahun 1860-an keluarga Spafford merupakan salah satu keluarga yang terpandang di Chicago. Horatio mendapatkan keuntungan besar dari investasinya dalam real estate di sepanjangan tepi danau Michigan. 

Walaupun hidupnya serba serba berkelimpahan keluarga Spafford sangat aktif dalam kegiatan gereja sebagai seorang jemaat setia Presbysterian. 

Namun, kehidupan tidak selamanya membahagiakan bagi keluarga Spafford. Tragedi pertama terjadi pada tahun 1870 ketika putra satu-satunya, yang waktu itu berusia 4 tahun, meninggal akibat demam berdarah.

Ketika belum sepenuhnya pulih dari kesedihan akibat kehilangan putra tunggalnya, tragedi kembali melanda keluarga Spafford. 

Tahun 1871 terjadi sebuah kebakaran besar di Chicago (Great Chicago Fire) yang menyapu habis semua aset-aset real estatenya sehingga perusahaannya pun akhirnya bangkrut. Tidak berdiam diri dan jatuh dalam depresi, Horatio kembali usahanya sambil membantu sesama warga Chicago lainnya yang kehilangan tempat tinggal. 

Ketika keadaan agak mulai membaik, Horatio berencana membawa keluarganya berlibur ke Eropa untuk menenangkan diri. 

Pada tahun 1873, sahababatnya sekaligus seorang penginjil besar Amerika bernama D.L. Moddy berencana untuk mengadakan pertemuan penginjilan di Inggris sehingga Horatio membawa istri serta keempat anak perempuannya untuk mengikuti pertemuan tersebut. 

Keluarga Spafford bersiap untuk berlayar ke Inggris menaiki kapal uap Perancis bernama Vile du Havre dari pelabuhan New York dengan melintasi samudera Atlantik. 

Akan tetapi, sesaat sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, Horatio terpaksa harus menunda keberangkatannya karena ada urusan bisnis yang sangat penting dan tidak bisa ditunda. Istri dan keempat anaknya tetap berangkat dan Horatio berjanji akan segera menyusul setelah urusan bisnisnya selesai. 

Pada malam tanggal 22 November 1873, tragedi kembali menerpa keluarga Spafford, kapal Vile du Havre yang mereka tumpangi bertabrakan dengan kapal besi Inggris,The Loch Earn. 

Hanya dalam tempo 12 menit Vile du Havre tenggelam dan menewaskan 226 penumpang, termasuk keempat putri Horatio : Annie, Maggie, Bessie dan Taneta. Anna Spafford termasuk salah satu dari 47 orang yang selamat. 

Anna yang selamat dari kecelakaan kapal tersebut mengisahkan saat-saat terakhir ketika tragedi itu merengut nyawa keempat putrinya : “Aku merasa seperti tersedot dengan keras ke bawah. 

Bayi taneta terlepas dari tanganku karena benturan dengan beberapa puing kapal. Benturan itu begitu keras sehingga lenganku memar parah. Aku mencoba menggapai untuk menangkap bayiku dan berhasil menangkap gaunnya, namun sesaat kemudian ombak menghantam dan merobek baju yang kugenggam dan menghempaskan bayiku dari tanganku selamanya.”  

Kedua putrinya yang lain, Maggie dan Annie ditolong oleh seorang pemuda, penumpang kapal yang berhasil mengapung dengan sepotong kayu. 

Ia berenang mendekati kedua gadis itu dan menyuruh mereka menggenggam kedua sisi bajunya sambil mencoba mencari papan yang cukup besar untuk mereka bertiga. 

Setelah berjuang sekitar 30-40 menit di laut, mereka berhasil mendapatkan papan yang cukup besar dan pemuda itu berusaha membantu kedua gadis Spafford untuk naik ke papan. 

Tetapi ia melihat tangan mereka yang menggenggam bajunya mulai melemah dan mata mereka tertutup. Tubuh kedua gadis yang sudah tidak bernyawa lagi itu perlahan mengambang menjauh dari tubuh si pemuda yang juga lumpuh akibat kecelakaan tersebut. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada putri Stafford yang bernama Bessie. 

Dengan tubuh penuh memar dan luka, Anna Spafford berhasil diselamatkan, namun semua rasa sakit yang dideritanya tidak sepanding dengan kepedihan hati akibat kehilangan keempat putrinya. 

Pastor Nathaniel Weiss, salah seorang penumpang yang juga selamat dari kecelakaan kapal tersebut mendengar Anna berkata, “Tuhan memberiku empat anak perempuan. Sekarang mereka diambil dariku. 

Suatu hari nanti aku akan mengerti mengapa …” Anna benar-benar hancur, namun dalam kesedihan dan keputusasaannya, ia mendengar suara lembut berbicara kepadanya, “Engkau diselamatkan untuk suatu tujuan.” Anna teringat seorang teman pernah berkata, “Sangat mudah untuk bersyukur ketika engkau memiliki segala sesuatu, tetapi melupakan Tuhan dan hanya mengingatNya saat berada dalam masalah.”

Sembilan hari setelah diselamatkan dan tiba di Cardiff, Wales, Anna mengirimkan telegram kepada suaminya. Telegram itu berisi kalimat : “Saved alone. What shall I do?” (aku sendiri yang selamat, apa yang harus kulakukan?)  Horatio bergegas menuju Inggris untuk menemani Anna dan berada di sisinya dalam masa-masa berat tersebut. 

Dalam perjalanan menuju Inggris, kapten kapal menunjukkan lokasi dimana kapal Vile du Havre tenggelam yang menewaskan empat putri Horatio. 

Malam itu Horatio tidak dapat tidur. Berjam-jam lamanya ia merenungkan dan mengingat semua tragedi yang terjadi pada keluarganya dan keempat putrinya yang meninggal di tengah-tengah samudera Atlantik itu. Dalam keadaan hati yang hancur, Horatio menulis pada secarik kertas, “It is well, the will of God be done.” (Hal ini baik, kehendak Tuhan, terjadilah). Dia atas kapal inilah Horatio kemudian menulis hymne “It is well with my soul” yang jika diterjemahkan : Jiwaku sanggup menerima (cobaan ini) atau dalam terjemahan bebas : Jiwaku baik-baik saja (walau didera penderitaan). Ketika bertemu kembali dengan istrinya, ia berkata, “Kita tidak kehilangan anak-anak kita. Kita hanya berpisah dengan mereka untuk sementara.”

Horatio membawa Anna kembali ke Chicago untuk memulai kembali kehidupan mereka. Tuhan mengaruniai mereka dengan tiga orang anak. Putra mereka yang lahir pada tahun 1876 diberi nama Horatio untuk mengenang putra mereka yang telah meninggal.  Pada tahun 1878 Horatio dan Anna dikaruniai seorang putri yang diberi nama Bertha dan dua tahun kemudian, 1880, lahirlah Grace. Tragisnya, ketika Horatio kecil berusia 4 tahun, ia juga meninggal karena penyakit demam seperti kakak lelakinya. Belum hilang kepedihan akibat wafatnya Horatio kecil, jemaat gereja mengucilkan mereka dengan alasan, “Pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan keluarga Spafford sehingga banyak tragedi menimpa mereka.” 

Karena tidak lagi diterima jemaat di gerejanya, pada bulan September 1881, Horatio membawa keluarganya menuju Yerusalem untuk menetap di sana. Bersama beberapa kawan yang juga ikut pindah bersamanya, 

Horatio memulai sebuah kelompok pelayanan yang kemudian dikenal sebagai “American Colony.” Mereka melayani orang-orang yang kekurangan, membantu orang miskin, merawat orang sakit dan menampung anak-anak tunawisma. Tujuan mereka hanyalah untuk menunjukkan kasih Yesus kepada sesama yang menderita. Novelis Swedia, Selma Ottiliana Lovisa Lagerlof menulis tentang pelayanan yang dilakukan kelompok ini dalam novelnya berjudul “Yerusalem.” Novel tersebut berhasil memenangkan hadiah Nobel. 

Horation Spaffor meninggal karena malaria pada 16 Oktober 1888 di Yerusalem. Anna Spafford terus bekerja di daerah sekitar Yerusalem sampai kematiannya pada tahun 1923. 

Putri Horatio, Bertha Spafford Vester, menulis kisah ini dalam bukunya “Our Yerusalem” : “Di Chicago, ayah mencari penjelasan tentang hidupnya. 

Hingga saat ini, semuanya mengalir dengan lembut seperti sungai. Kedamaian rohani dan keamanan telah menopang awal hidupnya, kehidupan keluarganya, tempat tinggalnya … orang di sekelilingnya bertanya-tanya, ‘kesalahan apa yang menyebabkan terjadinya tragedi beruntun pada Horatio dan Anna Spafford?’ … tapi ayah yakin bahwa Allah baik dan ia akan melihat anak-anaknya lagi di surga nanti. 

Hal ini menenangkan hatinya. Bagi ayah, keadaan itu seperti melewati ‘lembah bayang-bayang maut’, tapi imannya bangkit dan kuat. Di laut lepas, dekat tempat dimana anak-anaknya tewas, ayah menulis hymne yang menenangkan banyak orang.”  

Ini adalah sebuah lagu yang penuh kekuatan, kedamaian dan pengharapan.

When peace, like a river, attendeth my way,

When sorrows like sea billows roll,

Whatever my lot, 

Thou has taught me to say,

It is well, it is well, 

with my soul.

It is well, with my soul.

It is well, with my soul.

It is well, it is well,

with my soul.

Though Satan should buffet, though trials should come,

Let this best assurance control

That Christ has regarded 

my helpless estate,

And hath shed His own blood 

for my soul.

My sin, oh, the bliss of this glorious thought!

My sin, not in part but the whole

Is nailed to the cross, and I bear it no more,

Praise the Lord, praise the Lord, oh my soul.

And Lord haste the day when my faith shall be sight,

The clouds be rolled back as a scroll,

The trump shall resound, and the Lord shall descend,

Even so, it is well with my soul.

It is well, with my soul. It is well, with my soul.

It is well, it is well, with my soul.

Sunguh sebuah kisah penuh inspirasi yang meneguhkan iman. Tragedi yang datang bertubi-tubi tidak melemahkan iman, tetapi semakin kuat berpegang pada Tuhan, berserah dan percaya bahwa Tuhan tahu yang terbaik, apapun itu, pastilah baik bagi jiwaku.

#GraceLife

“When you believe in Christ, you HAVE EVERYTHING in Christ.

EVERYTHING!

The Bible says in Ephesians 1:3, “Blessed be the God and Father of our Lord Jesus Christ, who has blessed us with every spiritual blessing in the heavenly places in Christ.”

Notice how the TENSE used indicates A PAST action — He has blessed us — with everything!”

As sons/daughters of God, have everything…
In Christ, you have everything…
You have eternal life…
You have all the promises of God written in the Bible…
You have the Holy Spirit and you can have all the fruits of the Spirit: love, joy, peace, patience, kindness, goodness, gentleness, faithfulness and self-control…

#CompleteInChrist

View on Path

Decluttering Religion.

Image

There is a false impression that is given to those who preach hyper-grace that they are not concern with good works. What we are concern is this. The Law gives you many works to do but it does not produce the good works required of you. We are very concerned about good works except that is works that matter to God is produced when one  is super abounding in grace. 

I think perhaps people really have the wrong impression of the book of James. Many quote things like ‘it’s not just enough to have faith, you must have works’ or ‘even Satan believes’. Much to our surprise, they are quoted out of context.

The book of James 1stly is written to the 12 tribes of Israel. 2ndly James speaks of 2 different set of laws. The perfected law of liberty and the royal law. It is obvious what the royal…

View original post 753 more words

Kehidupan Kekal

Wuidiihhh….Judul Post nya ngeri ya Beloveds ^^ Dari Judul Post ini seharusnya Beloveds sudah mengetahui bahwa saya mengacu ke Perkataan Yesus di Kitab Injil. Perkataan ini tercatat di 2 Kitab Iinjil; yaitu di Kitab Matius dan Kitab Lukas.

MATIUS 7:13 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu,karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;

LUKAS 13:24 “Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintuyang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.

Ok, sebelum saya meluncur lebih dalam…sekali lagi saya ingatkan kepada semua Beloveds yang membaca Postingan ini untuk terus yakin bahwa SEMUA Firman-Nya adalah kebenaran yang kekal dan merupakan wujud Kasih-Nya yang tiada batas untuk semua anak-anakNya. Jadi apabila Beloveds mendapatkan suatu ayat atau pasal yang terasa “mengancam” rasa keselamatan Beloveds…STOP dulu! Jangan menginterpretasikan Firman itu dengan…

View original post 1,269 more words

The LORD is my Shepherd, I will not lack.
First thing YOU FILL my needs by LAYING ME down in the green pastures (make me rest) & LEAD ME to the still and overflowing waters…
(paraphrased from Psalm 23:1-2)

#Grace

View on Path

🎵 Your Grace has found me just as I am… Empty handed but alive in Your Hand.. 🎵

#GraceMorning

Listening to Majesty (Here I Am) (World Service Album Version) by Delirious?

Preview it on Path

Beloved..
Your health condition, sickness, finance situation, brokeness, family relationship, jobs…and all other things in your life…even your mistake and failure… those things DON’T define who you are…

When you are in Christ,
Christ is your Health..
Christ is your Provider..
Christ is your True Friend..
Christ is your Wholeness..
Christ is your Savior, not only for the next life in heaven, but now on earth…

Christ is enough for you & me…

As Jesus is so are we in this world
(1 John 4:17)

#GRACEMORNING 😍

View on Path

Neither is there salvation in any other: for there is none other name under heaven given among men, whereby we must be saved
– Acts 4:12

Where is salvation found?
It is NOT FOUND even in our repentance or good works, because we could never be good enough to please a perfect God.
It is NOT FOUND in SINCERITY alone, because many religions and philosophies are sincere and yet diametrically opposed to each other.

Where can salvation be found…?

It is found only in the perfect person and work of Jesus Christ of Nazareth..!

By His Perfect life, Selfless and substitutionary death, and powerful resurrection Jesus proved Himself to be what he claimed to be during his life — the One, true God.

Salvation is FOUND in HIM ALONE because He alone is able and willing to save us from our sins…!

Have you felt the weight of your sins?
Have you been convinced of your inability to find any lasting joy, satisfaction, or forgiveness on your own?
Then rush into the arms of the One in whom salvation is found….

There is NO other name under heaven, whereby we must be saved, than Jesus Christ.
JESUS is SUFFICIENT to wipe away every sin and to save us COMPLETLY from our guilt and shame.

Grace to you, Indonesia..!

View on Path

#Grace Morning..
Thank you Jesus!
😍

View on Path

Klik tertinggi

  • None

About

Chronos

May 2024
S M T W T F S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031